Tarbiyah Jinsiyah (Pendidikan Seksual) Kepada Anak | ust. Budi Ashari, Lc

Kajian Guru Kuttab Al-Fatih
Kuttab Al-Fatih Depok, 26 November 2014
Ustadz Budi Ashari, Lc.

“Ilmu yang kita miliki sangat terbatas. Jika tidak terus belajar akan segera habis.”

Pendidikan Seksual (Tarbiyah Jinsiyah) dalam Islam

Salah satu cara Barat merusak umat Islam ialah melalui seks. Oleh karena itu, akan sangat bermasalah jika umat Islam belajar pendidikan seksual pada Barat. Lebih parah lagi, jika pendidikan seksual itu diberi embel-embel Islam, misalnya ‘Islamic Sex Education’, padahal sangat jauh dari konsep Islam mengenai pendidikan seksual.

Posisi umat Islam terhadap seksual/syahwat ialah menghambatnya, kecuali dalam saluran yang sah (perkawinan). Masalah besar jika pendidikan seksual yang diberikan justru membangkitkan syahwat dan mengeruhkan otak para pelajarnya.
Dr. Adnan Baharits termasuk orang yang tidak setuju dengan pelajaran Biologi mengenai alat reproduksi untuk para pemuda (setingkat SMP-SMA). Menurutnya, hal itu justru membangkitkan syahwat yang tidak perlu.

Pada siapakah kita harus belajar ilmu yang satu ini (tarbiyah jinsiyah)?
Apakah pada masyarakat yang kotor?
Apakah pada masyarakat yang bebas tanpa batas dan hidup seperti binatang?

Tema ini tidak akan kita temui dibahas oleh ulama terdahulu karena posisinya yang tidak penting. Bicara tarbiyah jinsiyah sebenarnya cukup dengan masuk ke dalam pembahasan fiqih. Saat ini, ulama menganggap penting tema ini karena dampaknya terhadap umat Islam sudah sangat merusak. Dahulu, kita jarang mendengar tentang homoseks, lesbian, dan berbagai penyimpangan seksual yang lain. Saat ini, masalah tersebut tampak menjadi hal yang biasa saja.

Konsep pendidikan Barat tumbuh di tengah arus pemikiran yang rusak. Dan sekarang, dunia tengah memetik hasil konsep tersebut: kerusakan yang meluas, moral yang runtuh, nilai yang hilang, manusia yang sibuk memuaskan syahwat, dan hati yang kosong dari kelembutan yang mulia dan penuh dengan pemikiran kebendaan (Khalid bin Muhammad).

Pendidikan seksual adalah lahan subur bagi pengikut syahwat untuk menebarkan kebatilan, penyimpangan moral, dan pemikiran sesat mereka dengan dalil ilmiah. Dengan klaim bahwa mereka takut anak-anak tumbuh dengan gangguan psikologis dan ketersesatan seksual (Adnan Baharits).

Beberapa contoh kesesatan dalam pendidikan seksual: anak boleh melihat aurat orangtuanya, anak kecil boleh melihat aurat satu sama lain.

Tiga pembahasan utama dalam pendidikan seksual:
1. Berketurunan
2. Bersuci
3. Menutup aurat

Beberapa kaidah tentang pendidikan seksual dalam Islam:
1. Pendidikan seksual seperti pendidikan lain, memerlukan waktu dan tahapan. Bukan sebuah penjelasan singkat yang tiba-tiba.
2. Ilmu untuk menjaga kesucian harus diajarkan dengan cara dan bahasa yang suci, tidak vulgar.
3. Berikan pengetahuan seksual yang benar dan baik pada anak. Jika tidak, mereka akan mencari dari sumber lain yang keruh.
4. Fikih adalah pintu utama dan paling mulia untuk pembahasan pendidikan seksual karena bernilai ibadah.
5. Perlu ketenangan orangtua saat menerima pertanyaan anak-anak dalam bab ini dan menjawabnya dengan baik, benar, dan sesuai dengan usianya.

Masih ada 5 kaidah lagi, Insya Allah akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

(Resume ole Abdullah Ibnu)
Diteruskan oleh :
Abduh Al Baihaqi, @indrafathiana

Posted from WordPress for Android

Leave a comment