Bayi Tidak Boleh Bermain Ipad / Tablet? Bagaimana Solusinya?

image

Asosiasi Dokter Anak Amerika Serikat dan Kanada (the American Academy  of Pediatrics) menekankan anak usia 0-2 tahun tidak boleh terpapar  gadget sama sekali. Hal ini tentunya bukan tanpa alas an. Ada bukti kuat  bahwa anak yang sudah terpapar dengan layar sebelum usia 2 tahun, akan  mengalami gangguan pengelihatan, defisit perhatian, gangguan dalam  perkembangan bahasa, membaca, penurunan kemampuan konsentrasi dan daya  ingat jangka pendek (edukasi yang berasal dari gadget tidak akan lama  bertahan dalam ingatan anak-anak), adiksi, serta resiko lebih tinggi  untuk terpapar radiasi. Tidak ditemukan munculnya kata-kata baru yang  dipelajari dari program video yang dirancang untuk meningkatkan kosa  kata anak usia 12-18 bulan (Penelitian DeLoache dkk pada tahun 2010).  Dengan demikian, pendekatan pendidikan melalui gadget tidak akan efektif  bagi mereka.

Fakta lain dari Tomopoulos (2011) mengatakan bahwa  stimuli yang didapat anak usia di bawah 3 tahun dari layar belum dapat  mereka pahami. Stimuli dari layar tidak dapat memberikan interaksi dua  arah sehingga anak tidak dapat belajar membaca ekspresi, dan yang  terpenting merasakan afeksi dari lawan bicaranya melalui nada bicara dan  bahasa tubuh; padahal anak-anak terlahir untuk berinteraksi dengan  manusia dan belajar melalui interaksi tersebut. Dari beberapa hasil  penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa no gadget at all untuk anak  di bawah 2 tahun.

Jadi, bagaimana solusinya?
Pada usia 0-2  tahun, menurut Piaget, anak berada pada tahapan sensorimotor. Pada  tahap ini, anak sedang mengembangkan seluruh panca indranya, belajar  dari gerak rekfleks, mempelajari bahasa pertama, belajar berbicara,  belajar berjalan, mempelajari kebiasaan baru serta melakukan trial and  error. Masa ini membutuhkan stimulasi agar berjalan dengan optimal.  Gadget memang menjadi salah satu alat dalam memberi stimulasi namun  hanya pada bagi penglihatan dan pendengaran, sementara anak punya  sensori lain yang juga butuh dikembangkan.

Stimulasi merupakan  kunci utama dalam proses pertumbuhan anak pada usia 0-2 tahun, Dari  hasil penelitian Martha Farah, Direktur Center for Neuroscience and  Society di the University of Pennsylvania, menyimpulkan bahwa stimulasi  kognitif anak akan memiliki dampak signifikan jika anak distimulasi  menggunakan buku, mainan yang mendidik dan alat musik yang nyata. Itu  karena si kecil bisa mengenal langsung huruf, warna, angka secara  langsung tanpa perantara layar kaca.

Selain itu Farah dan timnya juga menyimpulkan bahwa anak akan lebih  lancar berbahasa jika distimulasi mengunakan benda-benda yang nyata.  Penelitian yang dilakukan Farah ini juga didukung oleh penulis buku anak  Jamie Loehr, MD dan Jen Meyers. Menurut mereka anak-anak pada usia  batita memerlukan interaksi yang berasal dari orang tua dan pengasuh  untuk merangsang otak mereka.

Mereka menyarankan untuk  perkembangan kognitif anak usia 0-12 bulan, orangtua disarankan untuk  lebih sering membacakan dongeng supaya mereka terbiasa dengan suara.  Selain itu anak juga harus dibiasakan bermain dengan cermin sehingga  mereka bisa melihat wujud dan gerakan mereka sendiri.

Selain itu  orangtua juga dapat menstimulasi anak dengan memperdengarkan lantunan  ayat suci Al-quran, lagu-lagu untuk memperkenalkan beragam hal, bacaan  doa, dll. Perbanyak sentuhan dan pelukan untuk mengembangkan emosional  anak.

Apa yang bisa orang tua lakukan apabila anak sudah terlanjur mengenal gadget?
1. Membuat kesepakatan dengan anak mengenai durasi dan aturan menggunakan gadget
2. Memberikan jadwal anak boleh mempergunakan gadget
  3. Perbanyak waktu bermain bersama anak yang menyenangkan baik indoor  maupun outdoor misal dengan berenang, bermain air, ke taman, ke kebun  binatang, dll
4. Alihkan kegemaran anak dari gadget ke buku. Bacakan  cerita, mendongeng, atau berjalan-jalan ke perpustakaan meski anak  belum bisa membaca bahkan belum mengenal buku
5. Hindari penggunaan gadget di depan anak karena bagaimanapun anak akan meniru apa yang diperlihatkan orang tua pada anak.

  Diatas semua upaya tersebut, selalu sadari bahwa anak adalah amanah  Tuhan yang dititipkan pada kita. Sudah menjadi tanggungjawab kita untuk  menjaga dan merawatnya selalu. Semoga kita senantiasa dikuatkan dan  diberi petunjuk hingga saatnya nanti dikembalikan pada Pemiliknya.

Sumber: Yayasan Kita dan Buah Hati

Posted from WordPress for Android

3 responses to “Bayi Tidak Boleh Bermain Ipad / Tablet? Bagaimana Solusinya?

Leave a comment